DPR Versus Pemerintah : Analisis Retorika Terhadap Argumen DPR dan Pemerintah dalam Wacana Penjatuhan Sanksi PBB Terhadap Iran di Majalah TEMPO
Abstract
Salah satu cara pemerintah untuk membangun citra yang baik dihadapan publik adalah dengan jalan retorika. Retorika politik bisa dipahami sebagai salah satu strategi persuasi dengan untuk meyakinkan orang lain. Berbeda dengan propaganda yang menggunakan paksaan , yang tujuan akhirnya adalah untuk mengakhiri diskusi. Retorika menggunakan gaya bahasa tingkat tinggi yang diwujudkan dalam seni berbicara. Retorika jamak dilakukan oleh pemerintah untuk membendung opini negatif, terutama bagi isu-isu kontroversial yang membelah opini masyrakat. Salah satu yang menjadi polemik besar tahun 2007, adalah polemik masalah penjatuhan resolusi 1747 oleh Dewan Keamanan PBB atas Iran. Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, yang setahun sebelumnya berkunjung ke Indonesia untuk memohon dukungan terhadap proyek nuklir kecewa terhadap sikap Indonesia yang menyetujui penjatuhan resolusi 1747 ketika voting dilakukan di sidang tahunan PBB . DPR juga mengecam politik luar negeri pemerintah RI yang dianggap terlalu berpihak pada Amerika , sehingga melahirkan wacana untuk menggunakan hak interpelasi. Masing-masing pihak saling berargumentasi yang salah satunya diwakili lewat artikel Dino Patti Djalal dan Dedy Jamaludin Malik melalui majalah TEMPO edisi 2-8 April 2007. Penelitian ini ingin melihat bagaimanakah argumen masing-masing pihak diformulasikan melalui analisis retorika menggunakan kerangka retorika Aristoteles.
Refbacks
- There are currently no refbacks.