ENKAPSULASI ASAP CAIR DARI BAMBU
Abstract
Enkapsulasi merupakan proses pelindungan senyawa fenol dan asam organik dengan menggunakan penyalut. Kandungan fenol juga mudah teroksidasi dan mengakibatkan kurang efektifnya asap cair dalam penggunaan sebagai pengawet makanan. Proses ini dipengaruhi oleh bahan penyalut dan konsentrasi penyalut. Bambu memiliki kandungan lignin sebesar 22,41%. Sebelum melakukan spray drying, terlebih dahulu melakukan penyalutan dengan maltodekstrin dan kitosan untuk menghasilkan larutan asap cair yang lebih kental. Penelitian dilakukan sebanyak 25 kali percobaan dengan peubah yang berbeda – beda yaitu rasio konsentrasi maltodekstrin & kitosan, suhu inlet Spray Dyrer. Hasil penelitian didapatkan bahwa rasio konsentrasi maltodekstrin & kitosan dan suhu inlet mempengaruhi kadar fenol. Semakin besar rasio kitosan maka semakin besar kadar fenol yang didapatkan. Semakin besar suhu inlet Spray Dyrer maka semakin rendah kadar fenol yang didapatkan. Produk enkapsulasi asap cair dari bambu yang terbaik didapatkan dengan rasio konsentrasi penyalut maltodekstrin 5% dan kitosan 2% pada suhu inlet Spray Dyrer sebesar 100℃. Serbuk Asap Cair dari Bambu yang terbaik kemudian dilakukan analisis Spectrofotometri UV-Vis dan diketahui kadar fenol sebesar 1.89%. Selain itu, dapat diketahui efisiensi enkapsulasi asap cair bambu dari sebesar 74.11%.
Refbacks
- There are currently no refbacks.