ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PANGAN LOKAL SAGU DI KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA

Zainal Abidin, Musadar Musadar

Abstract


Peningkatan konsumsi sagu sebagai pangan lokal perlu terus didorong sebagai salah satu strategi diversifikasi pangan mendukung swasembada beras yang telah dicapai. Konsumsi sagu erat kaitannya dengan persepsi masyarakat terhadap pangan local sagu. Kajian dilakukan untuk mengetahui tingkat persepsi dan faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pangan lokal sagu. Kajian dilakukan pada bulan Januari-Mei 2016 di Kota Kendari menggunakan metode survey terhadap 150 orang responden yang dipilih berdasarkan stratified random sampling berbasis etnis. Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat persepsi masyarakat secara umum terhadap pangan local sagu tergolong kategori tinggi (skor 93,0). Aspek kemudahan dalam mendapatkan pangan local sagu merupakan parameter persepsi yang tertinggi (skor 99,2), sementara parameter “tidak enak jika dalam sepekan tidak mengkonsumsi pangan lokal sagu” menjadi parameter yang tingkat persepsinya terendah (skor 64,8).  Ke depan upaya pengembangan diversifikasi pangan, penumbuhan dan peningkatan persepsi masyarakat, terutama kaitannya dengan penyediaan bahan baku sagu menjadi sangat penting.

 

DOI  https://doi.org/10.33005/adv.v7i1.1126

 


References


Ariani M. (2010). Analisis konsumsi pangan tingkat masyarakat mendukung pencapaian diversifikasi pangan. Jurnal Gizi Indonesia, 33 (1) : 20 – 28.

Ariani, M. , K. Suradisastra, N.S. Saad, R. Hendayana dan E. Pasandaran (Eds). (2013). Diversifikasi pangan dan transformasi pembangunan pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta : IAARD Press.

Azahari D. H. (2008). Membangun kemandirian pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Analisis Kebijakan Pertanian, 6 (2) : 174 - 195.

Bananiek S. dan Z. Abidin. (2013). Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi adopsi teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Sulawesi Tenggara. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 16 (2) : 111-121.

Bintoro, H.M. (2014). Prospek Pengembangan Sagu. Makalah disampaikan pada Focus Group Discussion (FGD) : Sagu sebagai komoditas potensial, pilar kedaulatan pangan dan energi. Jakarta : Badan Litbang Pertanian.

Darwis V. (2012). Gerakan kemandirian pangan melalui program desa mandiri pangan: analisis kinerja dan kendala. Analisis Kebijakan Pertanian, 10 (2) : 159 – 179.

Fagi A.M. (2013). Ketahanan pangan Indonesia dalam ancaman : strategi dan kebijakan pemantapan dan pengembangan. Analisis Kebijakan Pertanian, 11 (1) : 11 – 25.

Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M., and Arab, L. (2005). Gizi kesehatan masyarakat. (Terj. Andry Hartono). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hardono, G.S. 2014. Strategi pengembangan diversifikasi pangan lokal. Analisis Kebijakan Pertanian, 12 (1) : 1 – 17.

Hendayana. (2013). Penerapan metode regresi logistik dalam menganalisis adopsi teknologi pertanian. Informatika Pertanian, 22 (1) : 1 – 9.

Hutapea, Y. (1990). Sagu dan manfaatnya. Buletin Balitka No. 12 / September 1990. Bogor : Departemen Pertanian.

Musadar. (2016). Pemberdayaan pertanian perkotaan (urban farming) melalui pengembangan pangan lokal SIKKATO dalam mendukung ketahanan pangan Kota Kendari (desertasi). Kendari : Program Ilmu Pertanian. Universitas Haluoleo Kendari.

Nainggolan K. (2008). Ketahanan dan stabilitas pasokan, permintaan dan harga komoditas pangan. Analisis Kebijakan Pertanian, 6 (2) : 114 - 139.

Nicholson. (1999). Teori ekonomi mikro. prinsip dasar dan penerapannya. terjemahan Deliarnov. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Pasandaran E., E. E. Ananto, Kedi S., Nono S. S., Bambang I., Haryono S dan Agung H (Ed.). (2013). Membangun kemandirian pangan pulau-pulau kecil dan wilayah perbatasan. Jakarta : IAARD Press.

Purwania E.Y., Widaningruma, R. Thahira, and Muslich. (2006). Effect of heat moisture treatment of sago starch on its noodle quality. Indonesian Journal of Agricultural Science, 7 (1) : 8 – 16.

Rakhmat J. (2005). Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rauf A. W. dan Martina S.L. (2009). Pemanfaatan komoditas pangan lokal sebagai sumber pangan alternatif di Papua. Jurnal Litbang Pertanian 28(2) : 54- 62.

Salim H. P., Rachman dan E. Suryani. 2010. Dampak krisis pangan – energy – finasial (PEF) terhadap kinerja ketahanan pangan nasional. Forum Agro Ekonomi, 27 (2) : 107-122.

Samuelson P dan W. D. Nordhaus. (1993). Ekonomi Mikro Jilid 1. Jakarta : Airlangga.

Sumaryanto. (2009). Diversifikasi sebagai salah satu pilar ketahanan pangan. Jurnal Agro Ekonomi, 27 (2): 93-108.

Suryana A. (2014). Menuju ketahanan pangan Indonesia berkelanjutan 2025 : tantangan dan penanggulangannaya. Forum Agro Ekonomi, 32 (2) : 137-156.

Syakir M. (2014). Peluang pengembangan dan status teknologi komoditas sagu di Indonesia. Makalah disampaikan pada Focus Group Discussion (FGD) Sagu sebagai komoditas potensial, pilar kedaulatan pangan dan energi. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Yuwono S. (2006). Persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan hutan rakyat pola kemitraan Di Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan (tesis). Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.


Full Text: PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

DIINDEKSIKAN OLEH:

beasiswa Google Garuda Crossref
http://192.168.192.166/public/site/images/devina/desain_tanpa_judul-4_236

 

HAK CIPTA JURNAL Agridevina : Berkala Ilmiah Agribisnis ISSN 2301-8607 (cetak) , ISSN 2599-0365 (online) .

Hak cipta dari Agridevina : Berkala Ilmiah Agribisnis

Lisensi Creative Commons
Karya ini dilisensikan dengan Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 .

Web Analytics Made Easy -
StatCounter
View My Stats