KAJIAN LITERATUR: POTENSI PEMANFAATAN PROTEIN TEMPE NON-KEDELAI

Isnaini Permata Sari, Yunita Siti Mardhiyyah

Abstract


Tempe merupakan salah satu produk olahan fermentasi yang umumnya berbahan dasar kacang kedelai. Di Indonesia, terdapat bahan baku selain kedelai yang digunakan untuk membuat tempe. Bermacam jenis tanaman yang memiliki kandungan protein tidak kalah dengan kedelai juga tumbuh di Indonesia. Bahan tersebut diharapkan mampu untuk dijadikan alternatif bahan baku tempe, mengingat produktivitas kedelai yang semakin menurun tiap tahunnya. Proses pembuatan tempe non-kedelai dilakukan dengan memodifikasi proses pembuatan tempe pada umumnya. Terdapat 12 macam jenis bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe non-kedelai yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu Fabeaceae, Amaranthaceae dan Gramineas. Pada metode pembuatan tempe non-kedelai terdapat perbedaan perlakuan dari proses pembuatan tempe kedelai. Perbedaan tersebut pada lama waktu perendaman, perebusan/pengukusan serta fermentasi. Potensi kandungan protein pada tempe non-kedelai dipengaruhi oleh prosentase jumlah inokulum yang ditambahkan, penggunaan inokulum tempe serta lamanya waktu fermentasi. Protein yang terkandung pada tempe non-kedelai memiliki banyak manfaat seperti penghasil rasa umami, mencegah diare serta sebagai sumber isolat protein

 

 

DOI : https://doi.org/10.33005/jtp.v14i2.2457


References


Abdullah, N., Kamarudin, W. S. S. W., Ismail, N., and Maskat, M. Y. (2017). Phenolic Acids, Flavonoids Profiles And Antioxidant Activity Of Tempeh Protein Hydrolysate Prepared From Soybean Tempeh. Hosting Partner, 38.

Affandi, D. R., Handajani, S., dan Utami, R. (2010). Kajian Kandungan Protein, Senyawa Antinutrisi, Aktivitas Antioksidan, dan Sifat Sensoris Tempe Koro Babi (Vicia faba L.) dengan Variasi Pengecilan Ukuran. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 3(2), 77-86.

Ambarwati, E.T. (2016). Kadar Protein and Kualitas Tempe Koro Peandg dengan Penambahan Bekatul and Konsentrasi Ragi Tempe yang Berbeda. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Astawan, M., Wresdiyati, T., dan Sirait, J. (2015). Pengaruh Konsumsi Tempe Kedelai Grobogan Terhadap Profil Serum, Hematologi dan Antioksidan Tikus. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 26(2), 155-162. https://doi.org/10.6066/jtip.2015.26.2.155

Astuti, M., Meliala, A., Dalais, F. S., and Wahlqvist, M. L. (2000). Tempe, a nutritious and healthy food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 9(4), 322-325.

Astuti, N.P. (2009). Sifat Organoleptik Tempe Kedelai yang Dibungkus Plastik, Daun Pisang and Daun Jati. Karya Tulis Ilmiah Program Studi Gizi. Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Badan Pusat Statistik. (2015). Produksi Kedelai Nasional. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. (2018). Rata-rata Konsumsi per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia. (2009). SNI 01-3144-2009. Standar Nasional Indonesia Tempe Kedelai. Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia. (2012). Tempe: Persembahan Indonesia Untuk Dunia. Jakarta.

Babu, P. D., Bhakyaraj, R., and Vidhyalakshmi, R. (2009). A low cost nutritious food “tempeh”-a review. World J Dairy Food Sci, 4(1), 22-27.

Barus, T., Titarsole, N. N., Mulyono, N., and Prasasty, V. D. (2019). Tempeh Antioxidant Activity using DPPH Method: Effects of Fermentation, Processing, and Microorganisms. Journal of Food Engineering and Technology, 8(2), 75-80.

Bintari, S.H., Anisa D.P., Veronika, E.J., and Rivana, C.R. (2008). Efek Inokulasi Bakteri Microccocus luteus Terhadap Pertumbuhan Jamur Benang and Kandungan Isoflavon pada Proses Pengolahan Tempe. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 1(1).

Budijanto, S., Sitanggang, A. B., dan Murdiati, W. (2011). Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Dan Fungsional Isolat Protein Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 22(2), 130.

Bujang, Aishah and Taib, N.A. 2014. Changes on Amino Acids Content in Soybean, Garbanzo Bean and Groundnut during Pre-treatments and Tempe Making. Sains Malaysia. Universiti Teknologi MARA. Malaysia.

Dewi, I.W.R. 2010. Karakteristik Sensoris, Nilai Gizi and Aktivitas Antioksiand Tempe Kacang Gude (Cajanus cajan (L.) Millps.) and Tempe Kacang Tunggak (Vigna unguiculata (L.). Walp.) dengan Berbagai Variasi Waktu Fermentasi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Djaafar, T. F., Cahyaningrum, N. dan Marwati, T. (2019). Potensi Kacang Lokal Sebagai Bahan Baku Tempe and Karakteristik Kimianya. Research Fair Unisri. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Yogyakarta.

Dwinaningsih, E. A. (2010). Karakteristik Kimia and Sensori Tempe dengan Variasi Bahan Baku Kedelai/Beras and Penambahan Angkak serta Variasi Lama Fermentasi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Fitriasari, R. M. (2010). Kajian Penggunaan Tempe Koro Benguk (Mucuna pruriens) dan Tempe Koro Pedang (Canavalia ensiformis) dengan Perlakuan Variasi Pengecilan Ukuran (Pengirisan dan Penggilingan) Terhadap Karakteristik Kimia dan Sensoris Nugget Tempe Koro. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Handoyo, T. and Morita, N., (2006). Structural and Functional Properties of Fermented Soybean (Tempeh) by using Rhizopus oligosporus. International Journal of Food Properties, 9(2), pp.347–355.

Hartiningrum, S. Y. (2010). Pengaruh Pemberian Formula Preda Dan Tempe Terhadap Lama Penyakit Diare Akut Pada Anak Usia 6-24 Bulan Studi di RSU RA. Kartini Kabupaten Jepara (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Hashim, N., Tai, C. W., Wen, H. X., Ismail, A., and Kong, K. W. (2018). Comparative evaluation of antioxidant properties and isoflavones of tempeh fermented in two different wrapping materials. Current Research in Nutrition and Food Science, 6(2), 307.

Hu, Y., Ge, C., Yuan, W., Zhu, R., Zhang, W., Du, L., and Xue, J. (2010). Characterization of fermented black soybean natto inoculated with Bacillus natto during fermentation. Journal of the Science of Food and Agriculture, 90(7), 1194-1202.

Ishartani, D., Istiqomah, N A., Nurisiwi and Sari, A M. (2019). Proximate and Amino Acids Composition of Powdered Over Fermented Mlanding Tempeh. IOP Conference Series: Earth and Enviromental Science. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Istiqomah, (2009). Pengaruh Waktu Fermentasi Limbah Padat Tahu Terhadap Kadar Protein and Aktivitas Enzim Tripsin. Yogyakarta: Program Studi Kimia UIN Sunan Kalijaga.

Jayanti, E.T. (2019). Kandungan Protein Biji and Tempe Berbahan Dasar Kacang-kacangan Lokal (Fabaceae) Non Kedelai. UIN Mataram. Mataram.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.

Kusnandar, F., Karisma, V. W., Firlieyanti, A. S., dan Purnomo, E. H. 2020. Perubahan Komposisi Kimia Tempe Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Selama Pengolahan. Jurnal Teknologi Pangan, 14(1).

Malo, F. E. (2019). Pengaruh Kadar Ragi Terhadap Uji Organoleptik and Kadar Protein Total Tempe Kacang Hijau (Phaseoulus radiatus L.) and Tempe Kedelai (Glycine max L.) Lokal. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Martubongs, F. D. (2019). Kadar Protein and HCN pada Tempe Berbahan Dasar Kedelai (Glycine max) and Koro Peandg (Canavalia esniformis). Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun (2014) tentang Pedoman Gizi Seimbang.

Moerniati, S. (2009). Seasoning Berprobiotik: Inovasi Fungsional Savory dari Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.,) Terfermentasi oleh Rhizopus P119 melalui Mikrofiltrasi. P2Kimia-LIPI. Tangerang.

Mukhoyaroh, H. (2015). Pengaruh Jenis Kedelai, Waktu dan Suhu Pemeraman Terhadap Kandungan Protein Tempe Kedelai. Jurnal Florea. Merauke.

Muthmainna, S., Mulyani, S. dan Supriadi. (2016). Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Kadar Protein dari Tempe Biji Buah Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala). Universitas Tadulako. Palu.

Pamungkas, E. T. G. D. (2018). Perubahan Mikrobiologis, Fisik and Kimia Selama Fermentasi Tempe Kacang Khas Malang. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Radiati, A and Sumarto. (2016). Analisis Sifat Fisik, Sifat Organoleptik and Kandungan Gizi pada Produk Tempe dari Kacang Non-kedelai. Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya. Tasikmalaya, Jawa Barat.

Rahayu, N. A., Cahyanto, M. N., dan Indrati, R. (2019). Pola Perubahan Protein Koro Benguk (Mucuna pruriens) Selama Fermentasi Tempe Menggunakan Inokulum Raprima. AGRITECH, 39(2), 128-135..

Ribotta, P. D., Pérez, G. T., Añón, M. C., and León, A. E. (2010). Optimization of additive combination for improved soy–wheat bread quality. Food and Bioprocess Technology, 3(3), 395-405.

Rizal, S., dan Kustyawati, M. E. (2019). Karakteristik Organoleptik dan Kandungan Beta-Glukan Tempe Kedelai Dengan Penambahan Saccharomyces cerevisiae. Jurnal Teknologi Pertanian, 20(2), 127-138.

Rizqi, F.A. (2019). Karakteristik Mutu Fisik, Kimia dan Sensori Tempe Bacem Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.) Hasil Variasi Lama Pemasakan dan Jenis Pengemas. Universitas Jember. Jember.

Roubos‐van den Hil, P. J., Dalmas, E., Nout, M. R., and Abee, T. (2010). Soya bean tempe extracts show antibacterial activity against Bacillus cereus cells and spores. Journal of applied microbiology, 109(1), 137-145.

Setyani, S., Nurdjanah, S., dan Eliyana, E. (2017). Evaluasi Sifat Kimia Dan Sensori Tempe Kedelai-Jagung Dengan Berbagai Konsentrasi Ragi Raprima Danberbagai. Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian, 22(2), 85-96.

Sine, Y and Soetarto, E.S. (2016). Kandungan Asam Amino Pada Tempe Gude (Cajanus cajan (L.) Millps.). Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education). Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Stephanie, S., Ratih, N. K., Soka, S., dan Suwanto, A. (2017). Effect of Tempeh Supplementation on the Profiles of Human Intestinal Immune System and Gut Microbiota. Microbiology Indonesia 11(1):11-17. DOI: 10.5454/mi.11.1.2

Suhendri, Teresia, T., Catherine, H., Margaret, O., dan Kevin, A.S. (2006). Aplikasi Proses Termal Sebagai Solusi Umur Simpan Pendek pada Tempe. Departemen Ilmu and Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sulistyarsi, A., Pujiati dan Erviyanti, D. (2016). Uji Kandungan Protein and Uji Organoleptik Terhadap Kualitas Tempe Berbahan Dasar Kacang-kacangan. Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS. IKIP PGRI Madiun. Madiun.

Susilowati, A., Aspiyanto, A., Ghozali, M., dan Maryati, Y. (2018). Mikrofiltrasi Isolat Tempe Kedelai (Glycine Soja L.) Dan Distribusi Partikelnya Sebagai Sumber Asam Folat (Soybean) Tempe Isolate Microfiltration and Its Particle Distribution as Folic Acid Source). Biopropal Industri, 9(2), 267072.

Susilowati, A., Aspiyanto, A., Moerniati, S., and Maryati, Y. (2009). Potency of Amino Acids as Savory Fraction from Vegetable Broth of Mung Beans (Phaseolus radiatus L.) Through Brine Fermentation By Rhizopus-C 1. Indonesian Journal of Chemistry, 9(2), 339-346.

Syakir, A.Y. (2019). Karakteristik Kimia and Sensori Tempe Kacang Bogor (Vigna subterranea) Berdasarkan Lama Perebusan Selama Pengolahan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Syam, H dan Patang. 2017. Analisis Pemanfaatan Kacang Tunggak (Vignaunguiculata) pada Proses Pembuatan Tempe. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Pilco, C. J., Torres, D. N., Ramón, R., Guerrero, N. J., Moso, K. B., Monar, N., and Bayas-Morejón, F. (2019). Analysis of protein, fiber content and amino acid profiles in Tempeh obtained by fermentation of beans (Phaseolus vulgaris L.) and quinoa (Chenopodium quinoa) with Rhizopus oligosporus. EurAsian Journal of BioSciences, 13(2), 1195-1199.

Utami, R., Wijaya, C. H., and Lioe, H. N. (2016). Taste of water-soluble extracts obtained from over-fermented tempe. International Journal of Food Properties, 19(9), 2063-2073.

Utami, R., Widowati, E., dan Purwandari, Y. W. (2015). Karakteristik Kaldu Nabati Kedelai Hitam (Glycine soja), Kacang Gude (Cajanus cajan, Mills) dan Biji Saga (Adenanthera pavonina, Linn) Melalui Fermentasi Koji Moromi. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 8(1).

Utari, D.M., Rimbawan, Riyadi, H., Muhilal dan Purwantyastuti. (2011). Pengaruh Pengolahan Kedelai Menjadi Tempe and Pemasaan Tempe Terhadao Kadar Isoflavon. Puslitbang Gizi and Makanan. Badan Litbang Kesehatan Kemenkes RI. Jakarta.

Yuniarsih, E.T dan Muslimin. (2013). Prospek Pengembangan Kacang Koro Pedang Mendukung Ketahanan Pangan di Sulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Makassar


Full Text: PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
Copyright @ 2007 Department of Food Technology Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
______________________________________________________________________

Pusat Publikasi | Teknologi Pangan | Fakultas Teknik (Gedung Giri Reka ) | Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Indonesia

Jln. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar Surabaya, 60294 Email : jtp@upnjatim.ac.id